Transformasi Digital di Dunia Kerja

Transformasi Digital di Dunia Kerja

Sudah hampir setahun pandemi COVID-19 melanda berbagai negara di dunia. COVID-19 secara tidak langsung memberikan dampak yang luar biasa besar terhadap perubahan pola hidup masyarakat luas. Lembaga pendidikan ditutup dan memaksa para murid dan guru untuk berkegiatan belajar mengajar di rumah. Begitu pula dengan banyaknya perusahaan yang menerapkan kebijakan bekerja dari rumah, atau yang dikenal dengan istilaah Work From Home (WFH). Teknologi dan transformasi digital merupakan aspek yang dirasakan sangat penting demi menunjang kegiatan-kegiatan tersebut. Sudah banyak perusahaan yang menerapkan transformasi digital demi mendukung pelaksanaan pekerjaan para pegawainya demi mencapai tujuan perusahaan. Namun, tidak sedikit dari kebijakan perubahan pola kerja yang mengandalkan teknologi ini menimbulkan tantangan pada saat penggunaan, baik dirasakan oleh perusahaan atau pemberi kerja maupun pekerja yang menggunakannya.

Teknologi digital sangat memiliki peran krusial untuk mendorong efisiensi dan kecepatan pekerjaan. Akan tetapi, transformasi digital dalam suatu perusahaan tidak hanya tentang persoalan teknologi saja. Transformasi digital dengan dukungan teknologi yang modern juga memerlukan perubahan mindset atau pola pikir tentang bagaimana perusahaan memberikan nilai lebih bagi stakeholders dan konsumennya. Tanpa didukung dengan keterampilan para pekerjanya dalam menggunakan sistem digital, hal tersebut bisa jadi berjalan tidak seperti yang diharapkan.

Berdasarkan Digital Transformation Trends Survey di tahun 2018 dalam penerapan transformasi digital di beberapa perusahaan, tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan bukanlah terkait dengan perubahaan sistem atau teknologi yang diterapkan. Namun, sebesar 74% merespon bahwa hal yang tersulit dengan adanya transformasi digital dan proses bisnis adalah perubahan budaya perusahaan. Secara umum, manusia sangat sulit untuk menerima perubahan hingga merasa skeptis terhadap penerapan teknologi seperti ini. Hal inilah yang membuat sebagian orang berpikir dan merasa kesulitan dengan penerapan teknologi digital dalam bekerja. Selain hal itu, penerapan transformasi digital juga memberikan tantangan-tantangan lainnya, seperti banyaknya pekerja berusia lanjut yang sulit beradaptasi menggunakan teknologi, timbulnya gaya hidup baru yang menuntut perusahaan memberikan kenyamanan dan keseimbangan waktu kerja (work life balance), sulitnya mendapatkan pekerja yang berkemampuan digital yang baik, hingga hambatan dari sisi regulasi dan ketentuan yang menyulitkan penerapan transformasi digital.

Tantangan-tantangan tersebut sebenarnya bisa diminimalisir asalkan perusahaan dapat memberikan komitmen sepenuh hati terhadap penerapan transformasi digital kepada para karyawannya. Dalam hal ini, pimpinan perusahaan harus dapat menyampaikan visi, tujuan dan ekspektasi yang jelas kepada karyawannya terhadap penerapan transformasi digital di perusahaannya. Komunikasi dapat dilakukan dengan menyampaikan manfaat, kelebihan dan makna dari pekerjaan para karyawannya yang harus diubah secara digital. Pimpinan perusahaan yang terus berkomunikasi dan menerima feedback dari karyawannya serta terus menyempurnakan penerapan transformasi digital akan mendorong semangat bekerja pada karyawannya. Peran pimpinan untuk menjadi role model dalam proses implementasi transformasi digital adalah hal yang penting. Pimpinan harus berada di formasi paling depan dalam memakai teknologi baru yang akan diimplementasikan agar karyawan terdorong untuk ikut memakainya. Selain itu, pelatihan yang rutin sangatlah diperlukan khususnya bagi karyawan yang memerlukan perhatian khusus, seperti karyawan lanjut usia. Dengan memberikan pelatihan rutin, niscaya para pekerja akan termotivasi dalam menggunakan teknologi yang seharusnya banyak memberikan kemudahan dalam bekerja.

Perusahaan juga dapat terus meningkatkan employee experience dalam menggunakan teknologi. Berdasarkan penelitian IDC Market Spotlight di tahun 2020, employee experience mengacu pada bagaimana yang dirasakan dan dialami oleh karyawan saat bekerja dengan atasan, kolega dan ekosistem secara luas termasuk ekosistem digital yang diterapkan dalam perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu untuk memahami karyawannya, baik dari segi keterampilan, pengetahuan, pengalaman dan hal yang disukai oleh para karyawannya. Dari pemahaman akan karyawan-karyawannya, perusahaan kemudian dapat memberikan alat, sistem atau solusi digital yang tepat pada orang yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan teknologi atau sistem yang tepat, kurang berjalan dengan baik dan cenderung kuno, karyawan justru tidak dapat bekerja secara produktif dan cepat. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat kebahagiaan karyawan dan motivasinya.

Masih banyak tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan transformasi digital dalam perusahaan. Namun di samping itu semua, karyawan juga harus terus meningkatan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan terkait dengan kapasitasnya menggunakan teknologi digital. Oleh karena itu pula, literasi digital untuk saat ini menjadi hal yang penting untuk dimiliki seseorang yang bekerja pada perusahaan yang sudah menerapkan transformasi digital pada perusahaannya.