Effective Listening

Kita sudah banyak membaca artikel mengenai komunikasi. Sebagian besar mengatakan bahwa permasalahan komunikasi adalah mendengar bukan “mendengar”. Bahasa Inggrisnya people hearing without listening. Perbedaan sederhananya kalau hearing adalah mendengar menggunakan telinga, sedangkan listening adalah mendengar dengan menggunakan pikiran. Kita bisa mendengar banyak hal di sekeliling kita, tapi pikiran kita fokus dengan lawan bicara. Kita tidak berusaha menterjemahkan segala suara yang kita dengar, tetapi kita fokus berusaha memahami yang disampaikan oleh lawan bicara kita.

Sebuah penelitian menjelaskan bahwa dari seluruh percakapan yang kita lakukan, hanya sekitar 25-50% yang kita benar-benar terlibat didalamnya. Sebagian besar kita hanya sekedar mendengar dan tidak berusaha memahami informasi yang disampaikan. Bayangkan bila kita sedang menjelaskan atau presentasi materi kepada pimpinan kita tetapi dia tidak “mendengar” atau bahkan sambil bermain gadgetnya. Pastinya apa yang kita sampaikan tidak sepenuhnya bisa dipahami oleh mereka. Oleh karena itu John Keyser dalam artikelnya “Listening is a Leader’s most important skill” menjelaskan banyak pimpinan yang sekarang melakukan banyak diskusi dengan mendatangi meja bawahan karena dengan demikian bawahan akan merasa lebih nyaman dengan situasi dan mampu menjelaskan dengan lebih baik. Situasi ini menjadi amat penting ketika survei menjelaskan bahwa 40% dari pekerja merasa kurang dihargai oleh pimpinan, dan bahkan 70% ingin keluar apabila ada tawaran yang lebih menarik. Komunikasi tertulis lewat email juga kurang efektif, karena dengan mudah dapat disalahartikan mengingat umumnya pembaca tidak mengetahui tekanan dan intonasi yang digunakan dalam komunikasi tertulis tersebut.

Seorang pimpinan perlu memiliki kemampuan mendengar. Dengan banyak mendengar sebenarnya dia sedang banyak belajar dan juga menerima banyak informasi yang terkadang krusial sebelum melakukan pengambilan keputusan. Kebanyakan pemimpin hanya mau didengar tidak mau mendengar. Hal ini membuat anak buah juga merasa demotivasi karena tidak diberikan ruang untuk berkembang dan menyampaikan pemikiran. Sebaliknya anak buah juga perlu memahami arahan dan keinginan pimpinan, sehingga juga perlu memiliki kemampuan mendengar.

Jessica Johnson dari RBL Institute menjelaskan ada tiga tahap dalam mendengar, yaitu:

1) inward listening, 2) concentrated listening dan 3) comprehenisive listening. Pada inward listening kita mendengar apa yang disampaikan, tetapi ketimbang untuk memahami kita sibuk dengan pikiran kita sendiri untuk menyanggah apa yang disampaikan. Concentrated listening adalah situasi kita tidak sibuk berusaha menyanggah apa yang disampaikan, tetapi kita fokus untuk memahami yang disampaikan. Tidak ada kesibukan lain dalam pikiran kecuali fokus untuk memahami yang disampaikan. Pada comprehensive listening kita tidak hanya menggunakan pikiran tetapi kita menggunakan seluruh indera kita untuk memahami yang disampaikan. Misalnya seseorang menyampaikan kabar gembira, namun gesturnya tidak selaras. Sehingga kita akan berusaha menggali lebih lanjut dibalik apa yang disampaikan tersebut.

Kemampuan mendengar adalah sebuah keterampilan atau seni tersendiri. Penting sekali dalam berkomunikasi baik dengan atasan maupun bawahan. Bagaimana cara kita meningkatkan kemampuan mendengar? Melissa Daimler di Harvard Business Review menjelaskan tiga hal yang bisa kita lakukan.

Pertama, fokus kepada mata yang berbicara. Sehingga dengan demikian kita bisa meningkatkan intensitas kita dalam berusaha memahami yang disampaikan. Tutup gadget atau laptop anda dan fokus kepada mata pembicara.

Kedua, luangkan waktu anda sekitar 30 menit atau satu jam dalam sehari untuk berinteraksi dengan atasan, teman kerja atau bawahan sehingga bisa melatih kemampuan mendegar dan juga menerima informasi yang diperlukan.

Ketiga, mengajukan beberapa pertanyaan. Ketika ada yang minta pendapat, pahami dulu situasi dan kondisi dengan pertanyaan baru kemudian memberikan opini. Umumnya orang yang minta pendapat ingin validasi dari kita bahwa yang dipikirkan adalah benar. Sehingga penting bagi kita untuk memahami dulu pokok permasalahan.

Mendengar seperti hal yang sepele, namun memiliki dampak yang besar dalam kita berkomunikasi. Memahami beberapa jenis tingkat mendengar akan membuat kita paham sampai tingkatan mana ketrampilan mendengar kita. Kalau sudah paham pentingnya kemampuan untuk mendengar, yuk mari berlatih meningkatkan kemampuan mendegar kita. Kita mulai dengan orang di lingkungan keluarga, kemudian dilanjut dengan atasan dan bawahan di lingkungan kerja. Semoga sukses meningkatkan kemampuan mendengar anda.