Kita mulai artikel dengan definisi Merriam Webster dari politik kantor yaitu “aktivitas, sikap, perilaku yang digunakan untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan atau keuntungan di dalam sebuah perusahaan”. Bila diartikan demikian, tidak salah kalau kemudian konotasi dari politik kantor adalah cenderung negatif. Generasi milenial apalagi generasi selanjutnya yang amat independen dan transparan sehingga mereka pasti merasa nggak peduli mengenai politik kantor. Hal itu wajar saja, selama mereka tidak punya kepentingan terhadap kantor. Pergi, bekerja lalu pulang. Demikian setiap hari. Akhir bulan terima gaji. Simpel. Tapi ketika seseorang mulai berfikir bagaimana mendapat nilai kinerja yang bagus, bonus yang besar atau promosi yang cepat, mereka akan segera disadarkan dengan realita bahwa politik kantor ada dimana-mana dan tidak dapat dihindari.
Terdapat sembilan fakta penting mengenai politik kantor yang perlu dipahami[1]. Yang paling pertama, kita tidak bisa menghindar dari politik kantor. Dia ada dimana-mana. Kedua, orang harus paham bahwa peraturan yang tidak tertulis di dalam suatu perusahaan terkadang lebih penting daripada yang tertulis. Ketiga, peraturan yang berlaku akan selalu berubah mengikuti siapa yang sedang berkuasa. Keempat, adalah sebuah realita bahwa terkadang orang yang mendapat promosi bukanlah orang yang terbaik. Kelima, seluruh keputusan dalam perusahaan dipengaruhi oleh kepentingan orang yang sedang berkuasa. Keenam, ada lingkaran kecil orang di dalam perusahaan yang ikut memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam perusahaan. Ketujuh, kelompok kecil ini amat berkuasa dan sulit bagi orang lain untuk masuk ke dalam lingkaran ini. Kedelapan, pergantian pimpinan akan selalu mengubah budaya, aturan dan suasana kerja. Yang terakhir, seseorang tidak akan sukses apabila hanya bergantung pada talenta dan kerja keras. Untuk sukses seseorang harus punya hubungan baik dengan yang berkuasa. Asli nggak menarik, tapi itu adalah sembilan fakta yang harus diterima.
Dengan demikian jelas bahwa politik kantor akan ada kapan saja dan dimana saja. Mau tidak mau apabila kita punya “kepentingan” di kantor, maka kita harus mengetahui dan berkenalan dengan politik kantor. Apakah kita bisa menghindar? Bisa, sepanjang kita tidak memiliki “kepentingan” dengan pekerjaan atau perusahaan. Tetapi bila sebaliknya, kita harus mampu bertahan. Bagaimana cara supaya bisa bertahan? Ternyata ada 5 hal yang bisa dilakukan agar kita bisa bertahan dari politik kantor[2]:
Pertama, selalu bertindak profesional dalam bekerja. Selalu berfikir positif dan siap membantu kepada yang membutuhkan. Banyak mendengar dan memperoleh informasi dan memberi masukan bila diperlukan. Selalu berfikir sebelum berbicara.
Kedua, minta tolong kepada orang yang tepat. Identifikasi orang yang bisa membantu, komunikasi dengan jujur dan terbuka. Menahan diri untuk bicara banyak dengan terhadap orang tertentu. Selalu ingat apa yang dikatakan bisa diteruskan kepada seluruh pihak di dalam perusahaan.
Ketiga, cari tahu siapa orang penting di dalam perusahaan. Orang penting ini baik yang sifatnya formal maupun informal. Umumnya mereka paham apa yang terjadi di perusahaan. Berusahalah berhubungan dengan orang-orang ini.
Keempat, lindungi dan bela tim anda. Selalu lindungi teman dan anak buah anda dari serangan orang lain. Cegah perbedaan sedini mungkin sehingga tidak menyebar lebih luas.
Kelima, jangan tidak peduli politik kantor, tetapi berusaha memahami dan menerima. Politik kantor adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dalam bekerja. Tidak perlu resisten dan berusaha menerima serta bisa bertahan dalam perubahan situasi apapun.
Semoga dengan lebih memahami politik kantor kamu bisa lebih terbuka dan memahami serta berusaha bertahan dalam situasi apapun di lingkungan kerja kamu. Salam sehat!
[1] “The 9 Most Frustrating Facts About Office Politics”, Bonnie Marcus, Forbes, January, 2015
[2] “Office Politics is a Fact of Life—Here Are 5 Ways To Survive and Thrive in Even the Most Difficult Environment”, Peter Economy, Inc.com, June, 2018