“Masih bangga ga bekerja di tempat saat ini?”. Beberapa waktu lalu terlontar pertanyaan seperti ini, lalu sontak saya dan teman-teman saya sambil senyum-senyum mencoba menjawab dengan bijak. Pertanyaan simple dan lugas tapi kok ya berat sekali memberikan jawaban yang sesuai. Kalau kata lagunya Raisa, ya serba salah.
Jawaban yang diberikan cukup beragam. Ada yang jawab dengan lantang “Bangga banget lah! Masa enggak?”. Tak sedikit juga yang merespon “Hmm yaa mayan deh gitu.”, bahkan ada yang hanya menjawab dengan senyuman berjuta makna. Pertanyaan yang sama dapat menimbulkan reaksi yang berbeda. Kenapa ya? Kok bisa? Banyak faktor yang membuat pegawai merasa bangga ataupun tidak terhadap tempat mereka bekerja.
Jika pegawai tidak merasa bangga, bagaimana dengan kinerjanya? Apakah ada hubungan antara rasa kebanggaan pegawai dengan tingkat kinerja yang dihasilkan? Jawabannya saya dapati dari forbes.com. Employees who lack pride don’t feel a sense of ownership and are not willing to go the extra mile. Jelas disebutkan bahwa pegawai yang kurang bangga akan tempat mereka bekerja tidak akan merasa memiliki dan terikat atas organisasi tersebut. Diawali dengan ketidakbanggaan, lalu tidak merasa terikat, dan akhirnya berpengaruh dengan kinerjanya, tidak mau memberikan kinerja terbaiknya karena ya, buat apa?
Lalu apa yang dapat dilakukan oleh pimpinan untuk meningkatkan rasa bangga pegawainya terhadap organisasi? Pertama adalah satisfaction dan engagement. Kedua hal ini merupakan saudara yang tidak dapat dipisahkan. Jika pegawai puas dengan organisasi dan pekerjaannya, maka tingkat engagement akan naik dan menghasilkan kebanggaan pegawai.
Kepuasan pegawai terhadap leadership pimpinan juga sangat berpengaruh. Pimpinan dapat membangun tingkat engagement pegawai dengan cara menginspirasi, mengapresiasi, dan memotivasi; mengomunikasikan visi dan values organisasi; membangun kerja sama tim dan kolaborasi; dan jadilah role model sesungguhnya, walk the talk.
Data survei Gallup dengan menggunakan CliftonStrengths assessment menunjukkan bahwa 67% pegawai yang engage sangat setuju bahwa manager mereka fokus terhadap strengths atau karakter positif mereka dalam bekerja. Data lain dari Gallup juga menyebutkan bahwa pegawai yang fokus dapat memaksimalkan strengths mereka dalam bekerja akan enam kali lebih engage.
Ketika pegawai diperlakukan secara adil di dalam organisasi, dipastikan kebanggaan akan muncul. Namun bila sebaliknya yang terjadi, sudah dipastikan apa yang muncul setelahnya. Ditambah lagi, rasa bangga bukan hanya mengenai bagaimana organisasi “memperlakukan” pegawainya tetapi juga bagaimana pegawai dapat melihat organisasi dapat memberikan dampak positif dan kontribusi terhadap lingkungan eksternal.
Faktor terakhir yang tidak dapat dipungkiri untuk meningkatkan kebanggaan pegawai adalah bagaimana organisasi peduli akan pengembangan karir dan peningkatan skill, pengetahuan, dan wawasan pegawai untuk bersama-sama mencapai tujuan dan target organisasi.
Mungkin bisa jadi checklist bersama, apakah organisasi tempat Anda bekerja saat ini sudah menciptakan faktor-faktor di atas? Mungkin ada yang sudah, tak banyak juga yang belum. Jadi, apakah masih bangga?