Pernah nggak kamu ngalamin waktu bos di kantor mau bikin presentasi pasti dia akan minta si A. Waktu mau bikin makalah pakai bahasa Inggris pasti yang disuruh si B. Waktu ada acara kantor, yang disuruh ngurus acara pasti si C. Ini artinya A, B dan C sudah punya personal branding sendiri di tempat kerja. Personal branding sendiri bahasa kerennya adalah “the conscious and intentional effort to create and influence public perception of an individual”. Jadi sebuah upaya yang dilakukan secara sadar dan disengaja oleh seseorang untuk menciptakan persepsi orang lain terhadap dirinya.
Apa sih pentingnya punya branding sendiri? Di dunia kerja yang semakin kompetitif seperti sekarang ini, penting bagi kamu men-differentiate diri kamu dengan orang lain. Dengan kata lain, kamu bukan orang biasa atau “just another face in the crowd”. Dengan personal branding, orang lain atau pimpinan langsung bisa ingat kamu pada saat dibutuhkan, atau merekomendasikan kamu kepada yang membutuhkan. Semakin banyak di perusahaan yang tauk kamu kompeten akan sesuatu dan punya perilaku yang biasa diandalkan, maka akan semakin baik bagi karir kamu di masa depan.
Yang perlu diingat membangun personal branding adalah sebuah proses. Proses yang dilakukan secara sadar dan disengaja, sehingga perlu persiapan. Perlu ditentukan hal apa yang akan menjadi branding kamu. Mau dikenal kompeten di suatu bidang atau punya perilaku yang bisa diandalkan orang lain? Setelah ditentukan, kembangkan kompetensi atau perilaku tersebut lebih dalam. Hal yang paling penting adalah tunjukkan dalam berbagai kesempatan. Orang Indonesia punya budaya sungkan, kamu perlu mengesampingkan budaya itu karena sedang membangun branding.
Namun demikian personal branding bisa juga terbentuk tanpa disengaja. Tapi karena tidak dilakukan secara sadar dan disengaja hasilnya bisa merugikan. Misalnya, kamu selalu diam dan tidak pernah berpendapat dalam meeting. Ini bisa saja diartikan kamu nggak kompeten atau nggak mengerti. Padahal belum tentu. Kamu hanya tidak terbiasa berpendapat atau terlalu malas untuk bicara. Bukan tidak mengerti substansi pembicaraan. Yang lain lagi misalnya setiap saat kamu selalu asyik dengan smartphone kamu, sehingga kurang banyak berinteraksi dengan teman kerja. Kamu dianggap sombong, padahal yang kamu lakukan dengan smartphone kamu adalah mencari informasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
Di jaman now sekarang, media sosial adalah hal yang umum digunakan. Hampir semua orang memiliki akun media sosial. Di seluruh dunia terdapat 3, 96 miliar akun atau 50 persen dari total penduduk dunia. Di Indonesia bahkan lebih dahsyat, terdapat 170 juta akun atau 62 persen dari total penduduk Indonesia. Untuk itu penggunaan media sosial semakin beragam, tidak saja sebagai platform komunikasi tetapi juga melakukan personal branding. Berdasarkan survei CareerBuilder 70 persen employer menggunakan media sosial sebagai salah satu tahap saringan. Sementara 43 persen kandidat yang ikut seleksi melihat media sosial employer untuk mengetahui lebih jauh value proposition yang ditawarkan. Oleh karena perkembangan tersebut, kayaknya kamu perlu lihat lagi akun kamu karena setiap postingan adalah bagian dari proses pembentukan branding kamu. Apabila kamu posting mengenai makan di luar, bisa diartikan sebagai orang yang easy going dan adventurous. Posting mengenai kegiatan ekstra kurikuler, bisa diartikan sudah paham bekerja dan melakukan koordinasi.
Karateristik milenial salah satu adalah mengutamakan career advancement, sehingga urusan personal branding menjadi penting. Nggak ada salahnya untuk berhenti sejenak menentukan branding apa yang diinginkan. Apakah saat ini sudah sejalan, atau masih banyak kesenjangan. Selamat mencoba.