Learning Wallet

Salah satu aspek yang diinginkan karyawan dari sebuah perusahaan adalah pengembangan diri. Hal ini sejalan dengan hasil survey bahwa 87% dari milenial percaya bahwa pengembangan dan pembelajaran merupakan aspek terpenting dalam pengelolaan SDM di perusahaan. Namun sayangnya statistik juga menjelaskan bahwa 29% tempat mereka bekerja sekarang tidak memiliki program pengembangan secara formal. Terdapat sekitar 59% karyawan saat ini merasa tidak mendapat pengembangan dari perusahaan dan ketrampilan yang mereka miliki merupakan hasil belajar sendiri. Bahkan 70% dari karyawan yang keluar dari perusahaan menyatakan alasan mereka karena mendapat kesempatan pengembangan diri yang lebih baik di tempat baru.

Sebagian perusahaan atau institusi telah menyadari pentingnya pengembangan SDM, dan kemudian membentuk unit sendiri seperti learning center atau corporate university. Namun sayangnya pengelolaannya belum dilakukan secara profesional dan dengan paradigma baru kebebasan memilih bentuk pengembangan. Pendirian unit tersebut tersebut belum dibarengi dengan alokasi anggaran yang memadai dan kebebasan memilih pengembangan diri oleh karyawan, sehingga anggaran dan pengembangan karyawan masih ditentukan secara sentral. Akhirnya selain kurang tepat sasaran, motivasi karyawan juga rendah pada saat mengikuti program tersebut. Namun kondisi ini juga selaras karena hanya 70% perusahaan yang berusaha mengukur efektivitas dari pelaksanaan program pengembangan yang mereka laksanakan.

Terakhir mulai populer yang dinamanakan konsep learning wallet. Konsep ini memberikan jawaban atas permasalahan yang disampaikan di atas. Di dalam konsep ini perusahaan memberikan alokasi anggaran pengembangan berdasarkan kinerja karyawan. Semakin baik, semakin besar alokasi yang diberikan. Setiap memiliki prestasi, karyawan mendapat insentif yang kemudian masuk ke dalam learning wallet atau dompet belajarnya. Uang ini bisa digunakan untuk mengikuti kegiatan pengembangan sesuai topik dan waktu yang diinginkan. Hal ini penting karena statistik menjelaskan 85% karyawan menginginkan pelaksanaan pengembangan disesuaikan dengan waktu mereka, sementara 33% mengatakan pengenbangan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan kebebasan memilih jadwal dan topik, karyawan tentu menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti program yang dipilihnya.

Dalam pelaksanaannya bahkan kebebasan ini tidak berbatas, dimana perusahaan membolehkan karyawan memilih topik pengembangan yang tidak terkait dengan pelaksanaan tugas. Misalnya karyawan memilih pengembangan sesuai hobby yaitu fotografi. Ternyata berdasarkan hasil penelitian setelah menjalani pelatihan, kreativitas dan kepercayaan karyawan tersebut meningkat. Pelaksanaan tugas juga menjadi lebih baik dan kualitasnya meningkat. Sehingga perusahaan meyakini pengembangan diri dalam bentuk apapun akhirnya akan membawa manfaat bagi perusahaan.

Beberapa perusahaan di Indonesia sudah menerapkan konsep learning wallet. Salah satunya yang paling maju adalah Bank BNI. Kegiatan pengembangan dilakukan secara digital dan bisa dilakukan setiap saat. Hal ini merujuk kepada kecenderungan bahwa kegiatan pengembangan formal di kelas, semakin ditinggalkan dan 90% milenial lebih memilih pengembangan mobile-based training. Dengan demikian learning center atau corporate university lebih fokus untuk menyusun bahan pengajaran yang dapat di-upload dalam sistem, sehingga kapan saja bisa diakses oleh karyawan sesuai ketersediaan waktu mereka. Perusahaan memang akan sedikit effort di awal untuk menyiapkan infrastruktur, tetapi apabila sudah bisa berjalan, maka efektivitas pelaksanaan pengembangan akan jauh lebih tinggi. Monitoring dan evaluasi juga akan lebih mudah dilakukan karena semua akan dilakukan secara digital.

Sepertinya ke depan konsep learning wallet ini semakin populer di Indonesia karena lebih sesuai dengan kebutuhan generasi. Apalagi hampir tidak ada karyawan yang tidak memiliki smartphone, sehingga pelaksanaan mobile-based training lebih mudah dan inklusif. Perusahaan yang memiliki cabang di seluruh Indonesia tidak perlu kawatir tidak mendapat pengembangan, karena seluruh karyawan bisa melakukan pengembangan melalui smartphone mereka. Semoga.