Menunda-nunda pekerjaan atau biasa yang disebut dengan istilah procrastination seringkali terjadi dalam kehidupan kita. Procastionation ini dapat berupa menahan diri untuk memulai pekerjaan atau menunda untuk menyelesaikan pekerjaan. Procastinator atau orang yang suka menunda-nunda pekerjaan tidak dapat disamakan dengan orang malas sepenuhnya. Pemalas biasanya dengan mudahnya tidak akan melakukan pekerjaan dan merasa baik-baik saja. Seorang procrastinator sebenarnya memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaannya hanya saja tidak dapat mendorong dirinya untuk memulai pekerjaan. Beberapa orang merasa lebih dapat bekerja lebih produktif ketika memulai pekerjaan mendekati tenggat waktu atau deadline. Mungkin itu benar, tapi seringkali menunda pekerjaan akan membuat kita merasakan perasaan bersalah, tidak efektif dan memperpanjang rasa stres. Lalu, kenapa ada saja orang yang menunda pekerjaan?
Seorang akademisi dan penulis buku berjudul “The Feeling Good Handbook”, Dr. David Burns, menyatakan terdapat sepuluh alasan seseorang menunda pekerjaan. Pertama, procrastinator meyakini prinsip “Sebelum melakukan sesuatu harus merasa termotivasi”. Prinsip ini menjadi sebuah mindset yang mendorong seseorang untuk harus masuk di situasi atau mood yang memotivasi untuk melakukan pekerjaan. Beratnya adalah ketika situasi yang mendukung mood ini tidak kunjung datang. Kedua, procrastinator memudahkan segala sesuatu. “Tenang, ini gampang bisa dikerjakan cepat”, merupakan perkataan yang sering dikatakan oleh seorang procrastinator. Ketiga, ternyata seorang procrastinator sebenarnya takut menghadapi “real failure”. Jadi daripada dia merasakan kegagalan atas apa yang dikerjakannya, dia cenderung menghindarinya dengan cara menundanya. Keempat, ada procrastinator yang sebenarnya adalah seorang perfeksionis. Sebelum melakukan satu hal, orang ini akan berusaha untuk menyiapkan segala sesuatunya sampai sempurna sehingga tidak segera memulai pekerjaan yang seharusnya. Kelima, kurang tegas ketika menerima pekerjaan atau instruksi juga berpengaruh terhadap motivasi kita melakukan pekerjaan. Ketika ada pekerjaan yang dirasa tidak disukai, tidak setuju atau keberatan maka tegaslah untuk mengatakan tidak, karena apabila kita menyetujuinya kita akan dengan enggan melakukan pekerjaan tersebut.
Lima faktor penyebab procastionation lainnya dipengaruhi dari luar (external factor). Yang pertama adalah lack of rewards. Seseorang bisa menjadi procrastinator karena hal yang dilakukannya tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan usahanya. Selain itu, faktor berikutnya adalah adanya pernyataan “sebaiknya” bukan “seharusnya”. “Sebaiknya kamu lakukan A”, pernyataan seperti itu akan membuat seseorang melihat tugasnya menjadi tidak penting dan tidak urgent. Ketiga, apabila seseorang merasa tidak nyaman di lingkungan pekerjaannya atau tidak menyukai atasannya, maka dia menunda pekerjaan sebagai ekspresi ketidaksukaannya. Seorang procrastinator menunda pekerjaan sebagai bentuk pemberontakan dari standar, nilai dan ekspektasi yang didapatnya Misalnya seorang karyawan yang sudah bekerja dengan baik namun mendapatkan nilai yang buruk.
Sebenarnya, menunda pekerjaan bukanlah selalu hal yang baik. Hal ini dikarenakan, ketika kita menunda pekerjaan, kita justru menghabiskan waktu dan energi kita untuk dapat mengerjakan hal yang lebih berarti. Apabila kita ingin mengurangi kebiasaan menunda pekerjaan, kita harus bisa mengidentifikasi alasan atau faktor apa yang membuat kita menunda pekerjaan, merencanakan goal dan disiplin untuk menjalankan rencana tersebut dengan mengatur prioritas pekerjaan. Hargailah usaha yang kita lakukan dari setiap pekerjaan yang kita selesaikan dengan memberikan self-reward, seperti segelas kopi hingga reward lain yang lebih besar dari setiap pencapaian pekerjaan yang dilakukan untuk memotivasi kita.