Tujuh Dimensi Etos Kerja

Tujuh Dimensi Etos Kerja

Oleh : Aldi Firmansyah Rubini

Apakah Anda pernah bekerja dengan seseorang yang pintar dan berkemampuan tinggi tapi tidak dapat berbaur dengan Anda atau rekan lainnya di kantor dengan alasan “Kayaknya orang ini gak punya Work Ethic yang baik ya”? Sebenarnya apa itu work ethic? Dan, apa yang harus dimiliki seseorang dalam pekerjaannya sehingga dapat dinilai memiliki etos bekerja yang cukup?

Lingkungan pekerjaan saat ini tidak hanya serba cepat, tetapi juga sangat kompetitif. Agar suatu perusahaan atau instansi dapat mengimbangi hal tersebut dan tetap berada dalam posisi terdepan, perusahaan juga perlu berinvestasi pada tenaga Sumber Daya Manusia yang memiliki etos kerja yang baik. Selain dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan, SDM berkualitas yang memiliki etos kerja dapat menjadi nilai tambah untuk seseorang berpeluang dapat mencapai tingkat karir yang tinggi. Oleh karena itu, etos kerja wajib dimiliki agar dapat menunjang kehidupan karir seseorang.

Berdasarkan Journal of Managerial Issues, 22 (1) yang ditulis oleh akademisi bernama Raymond K., dan rekannya, konsep “etos kerja” terus berubah-ubah dan berevolusi seiring berkembangnya zaman. Dari mulai pekerja yang penurut, loyal, disiplin, rajin ke kantor dan bekerja keras disebut sebagai orang yang punya etos kerja yang baik, hingga pekerja yang asalkan dapat menyelesaikan tugas dengan benar walaupun bekerja dapat dimana saja dan berkomunikasi dengan rekan serta atasan kerja dengan baik dapat disebut sebagai orang yang memiliki etos kerja yang juga baik. Di jurnal tersebut juga menyatakan bahwa terdapat tujuh dimensi etos kerja yang dapat dilihat sebagai penilaian, yaitu Self Reliance, Morality/Ethics, Leisure, Hard Work, Centrality of Work, Wasted Time, dan Delay of Gratification.

Self Reliance berbicara tentang bagaimana seseorang dapat bekerja secara independent dan mandiri. Seseorang yang memiliki Self Reliance yang tinggi dapat bekerja dengan bertanggungjawab dan tidak akan mudah bergantung pada orang lain. Morality/Ethics merupakan salah satu dimensi yang penting. Morality/Ethics berbicara tentang karakter, kebiasaan dan etika dengan lingkungan sosial di sekitar tempat ia bekerja. Yang dapat ditanyakan terkait Morality/Ethics adalah apakah seseorang bekerja dengan perilaku yang baik atau buruk baik terhadap rekan sesama, bawahan maupun atasannya. Leisure merupakan dimensi yang berbicara tentang bagaimana seorang pekerja dapat berperilaku secara flexible di lingkungan kerja. Flexibel dalam hal ini berkaitan erat dengan keinginan seorang pekerja untuk berkontribusi dalam kegiatan non-pekerjaan yang sifatnya dapat mencairkan suasana dalam suatu lingkungan pekerjaan, seperti perayaan ulang tahun perusahaan, sharing knowledge, dan hal lainnya. Hard Work merupakan dimensi yang berkaitan erat dengan komitmen pekerja dalam melakukan tugasnya secara sungguh-sungguh. Pekerja yang ditempatkan pada bidang yang sesuai, cenderung memiliki komitmen yang tinggi terhadap tempat ia bekerja. Dimensi Centrality of Work berbicara terkait dengan tingkat fokus yang harus dimiliki seseorang. Fokus ini tidak harus selalu urusan pekerjaan, namun ketika ada kegiatan di luar pekerjaan ia pun dapat fokus untuk berkontribusi dalam kegiatan dimaksud. Wasted Time berbicara terkait bagaimana seseorang memiliki kemampuan time management yang baik untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Seorang pekerja yang sering tidak peka terhadap waktu pengerjaan tugas, akan dipandang sebagai seseorang yang tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Sedangkan dimensi yang terakhir, yaitu Delay of Gratification atau kemampuan seorang pekerja untuk dapat menolak keuntungan pribadi demi menjaga kredibilitas tempat ia bekerja.

Ketujuh dimensi ini dapat digunakan untuk melihat sejauh mana seseorang memiliki tingkat etos kerja yang baik. Apabila ketujuh dimensi ini dimiliki oleh seorang pekerja, maka ia dapat menjadi salah seorang pekerja yang beretos kerja baik. Namun, jangan lupa juga bahwa dalam bekerja harus selalu memiliki sikap simpati dan empati serta saling menghormati dan menghargai antar sesama pekerja agar pekerjaan dan produktivitas dalam bekerja dapat maksimal.