Pergerakan karir itu ga selamanya ke atas. Ke samping juga bisa loh gaes. Namanya “lateral move”.
Tidak seperti promosi yang dimana pegawai naik level di tangga karir, dalam lateral move pegawai berganti pekerjaan dengan level dan gaji yang kurang lebih sama, baik di dalam atau di luar organisasinya, untuk mempertajam skill dan kemaampuan dan menambah pengetahuan.
Lateral move merupakan salah satu strategi organisasi dalam pengembangan pegawainya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Lateral move sejalan dengan konsep pembelajaran 70-20-10 yang dimana seseorang dapat belajar secara lebih maksimal melalui on-the-job (70%) dibandingkan dengan belajar di kelas (10%).
Pegawai dapat melakukan pekerjaan yang sama tetapi di departemen/divisi yang berbeda. Hal ini memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mempertajam skill yang dimiliki dengan menerapkannya di dalam kondisi dan tantangan kerja yang berbeda. Pegawai juga dapat pindah ke departemen/divisi yang benar-benar berbeda dari pekerjaan sebelumnya. Selain ini merupakan kesempatan untuk mempelajari hal yang baru di dalam organisasinya, ini juga melatih kemampuan beradaptasi dan leadership. Sebagai contoh, enjiner yang biasa merakit mobil melakukan lateral move ke bagian desain mobil. Atau diplomat dengan keahlian di bidang politik berpindah tugas ke kantor Kairo setelah 3 tahun bertugas di kantor New York.
Organisasi jelas mendapatkan keuntungan dari lateral move. Sebuah studi menyebutkan bahwa lateral move dapat meningkatkan retensi pegawai sampai dengan 62%. Sampai saat ini, isu retensi pegawai masih menjadi momok organisasi terlebih lagi di era Great Resignation yang dimana tingkat turnover pegawai meningkat secara tajam. Menggantikan pegawai resign pun sebuah proses yang mahal secara waktu dan biaya yang dapat menghabiskan biaya sampai dengan 2x gaji tahunan pegawai dan 42 hari untuk mengisi posisi yang kosong. Lateral move selain meningkatkan retensi dan engagement pegawai, juga memberikan keuntungan secara finansial lho! Sebuah riset membuktikan bahwa 81% organisasi yang berkomitmen tinggi kepada lateral move berhasil mencapai atau melebihi target pertumbuhan revenue.
Tidak hanya organisasi, pegawai yang melakukan lateral move pasti banyak dapat manfaat. Lateral move memberikan kesempatan pegawai untuk berkembang, mendapatkan kepuasaan dari professional challenge, menemukan career path baru, memperluas network, serta mempersiapkan pegawai untuk mengisi posisi kepemimpinan di masa depan.
Dengan segitu banyak manfaatnya, implementasi lateral move masih banyak tantangannya. Masih ada persepsi kalau lateral move adalah untuk “menghukum” pegawai dengan performa kurang baik. Tantangan lainnya adalah “talent hoarding”. Atasan langsung tidak mengizinkan anak buahnya untuk keluar dari departemen/divisinya untuk melakukan lateral move – khususnya pegawai yang memilliki performa tinggi – karena takut akan menurunkan performa departemen/divisinya. Kalau pegawai dikekep atau tidak diberikan kesempatan berkembang, pasti mereka akan mencari kesempatan di tempat lain. Hasilnya “talent loss”: organisasi akan kehilangan pegawai terbaiknya karena keluar dari organisasi. Hal ini semakin menantang karena milenial merajai komposisi pegawai hingga di angka 70-an persen dan mereka sangat mengapresiasi professional growth dan kesempatan pengembangan diri.
Kalau organisasi serius dalam pelaksanaan lateral move, harus didukung dengan resource yang ada di organisasi serta tantangan yang ada harus diminimalisir. Atasan langsung diberikan KPI pengembangan anak buahnya sehingga mengurangi mereka yang menghambat anak buahnya untuk berkembang melalui lateral move. Kinerja dan reward Atasan langsung tersebut didasarkan kepada performanya dalam pengembangan anak buahnya, salah satunya dengan mengikhlaskan anak buahnya mengikuti lateral move. Selain itu, lateral move juga dapat dikaitkan dengan promosi atau succession planning. Jadi, syarat pegawai promosi ke jenjang karir selanjutnya atau ke posisi kepemimpinan tertentu adalah dengan mengikuti lateral move misal sebanyak 2x. Terakhir, kalau promosi dirayakan, lateral move juga harus dirayakan, disebarluaskan ke seluruh organisasi, serta mendapatkan apresiasi khususnya dari level pimpinan untuk menghilangkan imej negatif dari lateral move dan yang terpenting untuk mendukung terciptanya budaya internal mobility di dalam organisasi.