Berapa kali kita mendengar kata “gagal” selama hidup? Atau bahkan, bukan hanya mendengar tapi kita mengalami kegagalan. Tidak hanya sekali, mungkin beberapa kali. Biasanya, kegagalan selalu dikaitkan dengan konotasi negatif yang membuat kita merasa sedih, terpuruk atau ketidakmampuan diri kita terhadap suatu hal yang kita inginkan atau peroleh. Kegagalan merupakan sesuatu yang banyak orang “hindari” dan mungkin tidak diinginkan untuk terjadi dalam hidup. Di sisi lain, ada juga yang seringkali mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Tapi, bagaimana cara kita mengelola dan mengolah suatu kegagalan menjadi dampak yang positif terhadap hidup kita? Mari kita bahas pada artikel kali ini!
Kebanyakan orang takut gagal
Takut akan kegagalan mungkin merupakan hal yang umum. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Linkagoal, sebuah perusahaan jejaring sosial, menyatakan hasil surveinya terhadap 1083 responden dewasa bahwa 31% ternyata takut akan kegagalan dalam hidupnya, sedangkan 30% lainnya takut kepada serangga khususnya laba-laba, 15% aktivitas atau pengalaman horor atau abnormal, dan 9% takut apabila di rumah sendirian. Dari studi juga ditemukan bahwa ternyata ketakutan akan kegagalan merupakan alasan nomor satu mengapa seseorang tidak memiliki goals atau mengapa seseorang enggan untuk mencoba hal yang baru.
Ketakutan akan kegagalan ternyata berpengaruh pada psikis seseorang. Seseorang yang takut akan kegagalan yang besar, akan menahan seseorang itu untuk berada pada zona nyamannya. “Saya sudah enak begini, mengapa saya harus mengambil Langkah yang berisiko tinggi untuk gagal?”, mungkin ini pemikiran yang sering sekali terdapat dalam pikiran seseorang hingga ketakutan itu terus menggulung pikiran dan membuatnya untuk tetap berada di kenyamanannya.
Melihat Sisi Lain dari Kegagalan
Semua orang ingin sukses. Siapa yang ingin gagal dalam menjalani hidup? Tentunya tidak ada yang menginginkan hal seperti itu. Dari kecil mungkin sebagian besar orang tua mengajarkan bagaimana anaknya untuk sukses. Akan tetapi, ternyata ada juga orang tua yang mengajarkan anaknya untuk mengalami kegagalan.
Dalam sebuah interview di program Steve Harvey, saat itu ada seorang wanita yang menceritakan bagaimana ia dapat melihat sisi lain dari kegagalan dan memiliki pola pikir yang berbeda akan konsep “kegagalan”. Wanita itu menceritakan bahwa dulu ketika kecil, ayahnya adalah seseorang yang mengajarkan anak-anaknya untuk merasakan kegagalan. Di setiap akhir jumat, Ayah wanita itu selalu bertanya pada anak-anaknya, “kegagalan apa yang kamu lakukan di sekolah dalam seminggu ini?” Ketika anak-anak itu tidak dapat menceritakan kisah kegagalannya, justru ayahnya akan kecewa. Alasan Ayahnya kecewa adalah apabila si anak tidak gagal akan sesuatu, berarti anaknya tidak mencoba atau melakukan hal yang baru, apabila si anak tidak memiliki kisah gagal berarti anak itu hanya menjalani hidup di zona nyamannya, apabila anak tidak mengalami kegagalan, berarti si anak tidak menemukan hal yang dapat membuat anaknya lebih mengerti dan berkembang ke depannya. Bagi keluarga si wanita itu, kegagalan-kegagalan yang dialami di masa kecilnya telah membawa kepada kesuksesan karena kegagalan itu merupakan guru terbaik dalam hidup keluarganya.
Failure is a wonderful teacher
Kegagalan adalah guru yang terbaik agar seseorang dapat menjadi sukses dan berhasil. Kegagalan merupakan proses yang dilalui untuk mendapatkan kesuksesan. Sangat sedikit kesuksesan yang didapat dengan mudah dan instan. Mungkin ada, tapi bisa jadi kesuksesannya tidak akan bertahan lama.
Jumlah kesuksesan mungkin tidak akan sebanding dengan kegagalan. Justru mungkin bisa lebih banyak kegagalan daripada kesuksesan. Michael Jordan, pemain basket professional terbaik pada masanya adalah contoh bagaimana beberapa kegagalan yang dia lakukan membawanya kepada kesuksesan. Pada saat masih menjadi pemain basket di SMA-nya, ia memiliki 946 kali kesempatan lemparan untuk membawa timnya pada kemenangan di tangannya. Tapi hanya 146 kali lemparan yang membawanya kepada kemenangan. Dia gagal lebih dari 700 lemparan kemenangan, tapi dia berhasil membawa timnya pada kemenangan sebanyak 146 kali.
Jika kita gagal, gagal dan gagal terus, yang kita harus lakukan hanya mempelajari kesalahan yang membuat kegagalan, mencoba terus dan cukup membuat satu kesuksesan dan semua akan berubah. Jangan mudah menyerah dalam menjalankan sesuatu apalagi ketika kita mengalami kegagalan. Yang harus dilakukan adalah terus mencoba dan kesuksesan akan datang pada waktu yang tepat.