Komunikasi Efektif dengan Teknik Mirroring

Bagaimana rasanya berkomunikasi dengan orang yang sudah lama mengenal kita? Lebih nyaman bukan? Biasanya karena kita sudah mengenal satu sama lain, perasaan nyaman ketika berkomunikasi itu pasti akan didapatkan. Hal seperti itu tidak akan mudah tercipta ketika kita berkomunikasi dengan orang yang baru ditemui atau baru kenal. Tapi ternyata, ada sebuah teknik dalam berkomunikasi yang dapat membuat lawan bicara merasa nyaman dengan kita bahkan di awal pertemuan. Teknik itu dinamakan mirroring. Yuk, kenal lebih jauh tentang teknik ini!

Dalam kehidupan kita sering menemukan situasi dimana kita berkomunikasi secara nyaman dengan orang lain. Tidak hanya kita yang merasa nyaman, tapi lawan bicara kita pun merasa nyaman. Hal ini bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Kenyamanan dalam berkomunikasi dengan orang lain didapatkan ketika kita dan lawan bicara saling merasakan hal, pemikiran, ide atau kesukaan yang sama dengan kita. Semakin banyak hal yang berkaitan dengan diri kita, maka gap yang menghalangi proses komunikasi kita akan lebih kecil dan orang lain akan merasa nyaman dengan kita. Hal inilah yang kemudian membuat para ahli komunikasi kemudian menyimpulkan bahwa agar seseorang dapat memperkecil gap yang ada dengan lawan bicaranya, orang tersebut harus dapat memiliki “kesamaan” dengan lawan bicaranya. “Kesamaan” yang paling mudah terlihat bahkan di awal pembicaraan adalah kesamaan dalam hal gestur, pola berbicara, dan tingkah laku.

Berdasarkan buku yang ditulis T. L. Chartrand dan J. A. Bardgh tahun 1999 berjudul “The Chameleon Effect : The perception-behavior link and social interaction”, teknik itulah yang kemudian disebut dengan teknik mirroring atau teknik yang mengimitasi hal-hal nonverbal dari lawan bicara sehingga seseorang dapat bergestur, pola berbicara dan bertingkah laku yang mirip dengan lawan bicaranya. Seperti halnya Chameleon atau bunglon yang berubah warna menyesuaikan dengan lingkungannya, seseorang dengan teknik ini pun melakukan hal yang serupa.

Sebenarnya teknik ini seringkali kita rasakan secara tidak sengaja atau tidak sadar. Pernahkah bertemu orang asing yang tersenyum ketika melihat kita dan kita membalasnya dengan senyuman? Atau, ketika orang terlihat bingung, maka kita juga secara tidak sadar akan berekspresi kebingungan? Ada lagi saat kita sedang berbicara dengan seseorang yang banyak menggunakan gerakan di tubuhnya, kita secara tidak sengaja melakukan hal serupa. Ya, mirroring ini merupakan teknik yang memanfaatkan psikologis secara tidak sadar dari seorang manusia.

Ketika berkomunikasi, kita dapat melakukan teknik ini untuk menimbulkan bahwa kita berada pada banyak kesamaan dengan lawan bicara. Salah satu tokoh yang seringkali merlakukan teknik mirroring adalah mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Di setiap kesempatannya pada pertemuan dengan kepala negara yang lain, Barrack Obama seringkali melakukan teknik mirroring. Jika penasaran bagaimana Barrack Obama melakukan teknik mirroring, kita dapat menemukannya pada halaman YouTube dengan melakukan pencarian dengan kata “Barrack Obama Mirroring”.

Lalu, bagaimana agar kita menguasai teknik ini? Pertama, di setiap percakapan dengan orang-orang yang dekat dengan kita, perhatikan bagaimana mereka mencerminkan diri kita dan bagaimana kita mencerminkan mereka. Ini akan memberi kita panduan dasar yang dibutuhkan untuk memahami cara terbaik untuk mencerminkan orang lain. Kedua, untuk orang yang kita harap dapat menjalin hubungan baik, amati apa yang mereka lakukan dalam percakapan mereka dengan orang lain. Hal-hal macam apa yang mereka cerminkan kembali kepada orang-orang yang mereka ajak bicara? Tingkah laku, gerak tubuh, atau pilihan kata apa yang mereka tunjukkan yang dapat kita tiru secara otentik? Terakhir, latihan. Bicaralah dengan orang yang kita temui di depan umum, acara jejaring, lingkaran sosial, dll. Berlatihlah meniru dengan cara yang halus dan perhatikan apa yang terjadi saat kita melakukannya.

Tagged : /

Membangun Vocal Image

Selama ini mungkin sebagian orang berpikir bahwa penampilan adalah suatu hal yang penting untuk membangun personal branding. Orang-orang berlomba untuk berpenampilan rapi, mencolok, trendi serta melatih postur dan gestur untuk mendapatkan first impression yang baik dari lawan bicara atau orang lain yang ditemuinya dan menciptakan suatu personal branding yang diinginkan. Faktanya, memang manusia adalah makhluk visual. Sehingga, penampilan akan sangat penting bagi kita untuk menilai seseorang. Tapi ternyata, ada elemen lain yang harus menjadi perhatian kita juga ketika kita sedang membangun personal branding kita, yaitu cara kita berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain yang dapat menimbulkan persepsi terhadap diri kita. Hal inilah yang biasa disebut dengan Vocal Image. Sebelum menyelam lebih jauh untuk dapat memahami Vocal Image, mari kita memahami apa itu personal branding dan pentingnya membangun personal branding di kehidupan kita.

Menurut Farco Siswiyanto Raharjo dalam buku “The Master Book of Personal Branding” (2019), personal branding merupakan cara seseorang untuk mengambil kendali penilaian orang lain atas diri individu tersebut. Selain itu, membangun personal branding dapat diartikan juga sebagai proses pembentukan persepsi orang lain atau publik terhadap aspek yang dimiliki seseorang. Aspek ini meliputi kepribadian, kemampuan, nilai, serta persepsi positif yang ditimbulkan atau ada dalam diri individu. Pembentukan Personal branding dipengaruhi beberapa hal, yakni penampilan, tindakan, postur, gestur, dan yang tidak kalah penting adalah vokal dan cara berkomunikasi seseorang.

Vokal dan cara komunikasi kita ternyata sangat penting dalam menunjang pembentukan personal branding kita. Vinh Giang, salah satu guru dan ahli komunikasi di Amerika menyampaikan bahwa orang lain akan mulai membuat asumsi tentang kita dari momen kita mulai berbicara. Ia menyampaikan juga bahwa cara kita berbicara menunjukan kepribadian kita. Pernahkah kita melihat seseorang yang berbicara dengan cepat dan terburu-buru? Kita dapat berasumsi bahwa orang ini adalah orang yang seringkali tergesa-gesa dan serba cepat dalam melakukan sesuatu. Atau, pernahkah berbicara dengan orang yang berbicara dengan volume yang kecil? Kita dapat berasumsi bahwa orang ini adalah orang yang pemalu dan kurang percaya diri. Sedangkan orang yang berbicara dengan pelan, volume yang pas, terstruktur tegas dan tahu cara mengontrol jeda dalam berbicara, dapat kita asumsikan sebagai orang yang bijaksana dan pintar. Bukankah begitu?

Vokal kita memang dikaruniai oleh Tuhan yang tidak bisa kita tentukan atau tolak. Tapi kita bisa melatih vokal dan cara komunikasi kita sehingga kita bisa memiliki vocal image yang kuat dan kita inginkan. Salah satu caranya adalah dengan rutin melakukan reviu dari  vocal image kita secara terus menerus. Rekamlah kita berbicara selama lima menit tentang topik tertentu. Setelah rekamannya selesai, fokuskan diri kita untuk mendengarkan rekamannya. Persepsi yang kita dapat dari mendengarkan di rekaman itu adalah vocal image kita. Lakukan reviu dan perbaikan secara kontinyu. Tanyakan apakah volumenya cukup? Intonasinya sudah baik? Bagaimana dengan jeda berbicara? Apakah kita berbicara di nada atau pitch level yang enak didengar? Apakah masih banyak “em..” “aa..” “umm..” ketika kita sedang berbicara? Semua hal itulah yang harus terus diperbaiki sehingga kita memiliki vocal image yang diinginkan.

Memiliki vocal image yang kuat dan identik sangat baik untuk menunjang impression yang ingin kita ciptakan terhadap lawan bicara. Untuk menciptakan vocal image yang diinginkan, pertanyaan dasar yang harus ditanyakan adalah “Aku ingin dilihat seperti orang yang seperti apa oleh orang lain?” Jangan hanya memerhatikan penampilan, tapu latihlah terus vokal dan cara komunikasi kita, supaya personal branding yang kita inginkan dapat terbentuk.

Tagged : /